Pada bab-bab sebelumnya kita sudah melihat beberapa pemahaman terkait dengan cara dan sistem kerja energi Rei atau energi Ilahi yang masuk lewat jalur antakarana untuk mengaktifkan cakra-cakra. Cara-cakra yang aktif itu akhirnya melepaskan gelombang energi elektromagnetik yang berpengaruh pada peningkatan kesehatan dan kualitas hidup. Dalam bab ini kita akan secara khusus melihat bagaimana Reiki itu bisa menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu. Ulasan di bagian ini lebih menitikberatkan pada pengalaman para praktisi di Kasih Agung Reiki - mulai dari tingkat satu hingga tingkat master - di lapangan baik dalam melakukan terapi untuk diri sendiri maupun dalam penanganan penyakit-penyakit tertentu, seperti kanker, mag, hepatitis, deman berdarah, stress, stroke, penyakit jantung, dan penyakit non-fisik lainnya. Bahasan kita mulai dengan efektivitas terapi Reiki untuk membuang racun dalam tubuh, dan kemudian secara berturut-turut akan dipaparkan detailisasi proses terapi dalam menangani penyakit-penyakit tadi, sehingga mencapai penyembuhan yang bersifat permanen.
1. Proses racun masuk dalam tubuh
Tujuan terapi dalam metode penyembuhan Reiki adalah untuk proses detoksifikasi, yaitu mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Sebelum melihat cara kerja Reiki dalam proses membuang racun, sebaiknya kita melihat dulu mekanisme yang terjadi sehingga racun-racun bisa menumpuk dalam tubuh fisik kita.
Dalam beraktivitas setiap hari suka atau tidak suka, kita memasukkan sebagian racun ke dalam tubuh, misalnya melalui makanan. Makanan yang kita masukan ke dalam tubuh fisik, seperti nasi yang berasal dari beras, misalnya, mengandung racun, meskipun tingkat kadar keracunan sangat kecil. Tetapi karena dilakukan secara berulang kali dalam periode waktu yang lama, racun bisa menumpuk.
Beras yang kita masak setiap hari sudah tidak alami lagi. Ini berbeda dengan orangtua kita di kampung yang menumbuk padi untuk menghasilkan beras dengan menggunakan lesung, sehingga masih ada kulit berasnya yang mengandung vitamin B Kompleks. Kalau dimakan tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan, karena tidak mengandung zat kimia. Sekarang beras yang kita makan tidak lagi menggunakan alat sederhana seperti lesung, tetapi semuaya digiling dengan menggunakan mesin giling. Akibatnya kulit ari dari beras itu hilang dan dengan sendirinya kandungan Vitamin B Komplkes pun yang sangat dibutuhkan oleh tubuh langsung menghilang.
Seiring dengan perkembangan gaya dan pola hidup modern, selera masyarakat pun mulai tumbuh dan berubah. Masyarakat lebih suka mengkonsumsi beras yang putih dan bersih. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui atau boleh jadi memang sengaja tidak mau tahu bagaimana proses terjadinya beras hingga berwarna putih cemerlang. Setelah ditelusuri ternyata beras yang kelihatan bagus, putih, dan bersih itu sudah dicampur dengan zat kimia seperti pemutih. Itu berarti beras itu sudah membawa racun ke dalam tubuh saat dimasak menjadi nasi.
Selain itu meningkatnya jumlah penduduk secara langsung berpengaruh terhadap permintaan beras yang semakin tinggi, dan ini secara otomotis mendorong usaha untuk memproduksi beras dalam jumlah yang banyak. Untuk melayani permitaan yang semakin banyak maka harus diproduksi dalam jumlah yang besar, kemudian disimpan dalam waktu yang lama, misalnya beras impor. Untuk mempertahankan kualitas beras dan tidak mudah rusak maka digunakan bahan pengawet, selain pemutih. Semua bahan yang dicampurkan dalam beras itu adalah bahan kimia yang bersifat racun. Mau tidak mau kita masukan ke dalam tubuh saat makan dan kita pun tidak bisa menolaknya.
Di samping beras kita juga mengkomsumsi sayur-sayuran yang dibeli dari pasar. Seperti beras, permintaan dan kebutuhan akan sayur mayur juga meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk melayani permintaan sayur dalam volume yang banyak, maka tidak bisa dihindari dilakukan upaya menggiatkan produksi dalam jumlah yang melimpah. Nah, untuk menjamin ketersediaan sayur dalam jumlah yang banyak tidak bisa dihindari menggunakan pupuk buatan saat menanam. Hampir pasti semua pupuk buatan mengadung zat kimia. Itu berarti sayuran kita santap setiap hari, mulai dari batang, akar, umbi, buah hingga daun-daunnya menyerap bahan kimia.
Selain itu, untuk mempertahankan daun tetap bagus dan tumbuh rimbun, serta tidak dimakan serangga, maka disemprot dengan menggunakan pestisida. Meskipun sayuran dicuci sebelum dimasak untuk menghilangkan perstisida, tetapi sebagian kecil unsur pestisida itu masih melekat pada sayur yang akan kita makan. Saat sayur dimasak pun kita juga menggunakan bahan-bahan kimia, seperti bumbu penyedap rasa yang dikenal dengan istilah monosodium glutamate (vecin, sasa, royco dan masako). Itu berarti kita memasukkan racun dalam tubuh lewat sayur.
Selain dari makanan, dalam beraktivitas kita juga memasukkan racun ke dalam tubuh fisik lewat pernapasan. Udara yang kita hirup tidak lagi bersih, tetapi sudah mengandung polusi, baik polusi dari kendaraan bermotor, debu, asap pabrik, maupun asap rokok. Mekanisme yang terjadi saat makan adalah kita memasukkan makanan lewat mulut, kerongkongan, kemudian turun ke lambung hingga ke usus. Racun pun turut serta lewat makanan itu. Sementara udara yang sudah terkontaminasi racun atau polusi masuk melalui paru-paru dan terus ke bagian sistem peredaran darah. Semua racun itu begitu saja masuk ke dalam tubuh fisik kita, dan dalam periode yang lama racun semakin banyak sehingga menumpuk. Seperti sel, racun itu mencari makanan dalam organ tubuh, sehingga mempercepat proses degeneratif tubuh fisik.
Tetapi kita juga mencatat, meskipun nasi atau sayur yang kita makan mengandung racun, namun kenyataan ada begitu banyak orang yang sehat secara fisik, dan hanya sebagian kecil yang sakit. Tentu pertanyaan adalah mengapa dalam sebuah keluarga ada sebagian anggota keluarga yang sehat, tapi ada juga yang sakit, meskipun mengkonsumsi jenis makanan yang sama.
Pertanyaan yang sama juga menjangkau soal ketersediaan makanan. Kalau makanan dijadikan ukuran hidup sehat, maka mengapa orang kaya yang memiliki kelimpahan makanan ada yang jatuh sakit. Sebaliknya mengapa banyak orang miskin yang mungkin persediaan makanan dan menu makanan sangat terbatas, hidupnya sehat-sehat saja. Kalau ukuran pada makanan empat sehat lima sempurna maka semua orang kaya pasti sehat, karena mereka mampu untuk memenuhi. Namun, kenyataan tidak demikian, sebab masih ada juga yang sakit.
Makanan ternyata tidak cukup membuat kita menjadi sehat. Karena itu, sesungguhnya kita sakit bukan karena kurangnya jumlah dan kualitas makanan, tetapi lebih disebabkan tubuh tidak mampu mengeluarkan racun yang masuk lewat makanan atau udara yang kita hirup. Racun yang menumpuk itu lama kelamaan merusak sistem kerja sel-sel dalam tubuh, sehingga kita jatuh sakit.
Terkait dengan persoalan ini tentu saja muncul pertanyaan bagaimana cara kerja racun-racun itu sehingga mempercepat kerusakan sel. Zat-zat kimia yang berubah sifatnya menjadi racun saat masuk dalam tubuh lewat makanan dan udara menjadi “Radikal Bebas”. Di sebut radikal bebas karena di dalam unsur atomnya dari zat-zat yang beracun itu hanya memperoleh satu proton atau satu elektron saja. Seharusnya proton dan elektron berpasangan. Begitu radikal bebas itu ada dalam tubuh, maka dia merampok proton atau elektron yang dimiliki oleh sel-sel dalam tubuh. Sel-sel dalam tubuh memiliki pasangan proton dan elektron, sehingga bisa hidup. Seperti sel, zat beracun itu ingin tetap hidup dalam tubuh. Supaya dia bisa bertahan hidup maka dia merampok proton atau elektron dari sel-sel, sehingga dia memiliki pasangan proton dan elektron. Ketika salah satu pasangan dari sel itu hilang karena dirampok, entah proton atau elektron, sel itu menjadi rusak. Kerusakan itu dalam istilah medis disebut degeneratif sel. Karena terus diserang oleh radikal bebas lama kelamaan sel itu mengalami penurunan fungsi (degeneratif). Kalau proses degeneratif itu berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan yang permanen. Inilah yang menyebabkan sakit pada tubuh fisik kita.
Selain merusak sel, tumpukan racun yang sudah bertahun-tahun dalam tubuh berubah sifat menjadi zat karsinogenik, yaitu zat yang menyebabkan terjadinya kanker dalam tubuh. Cara kerja zat kasnogenik ini adalah seperti sel-sel dalam tubuh yang setiap saat mengalami proses pembelahan diri untuk regenerasi sel. Tujuan pembelahan diri ini adalah untuk menggantikan sel-sel yang rusak dengan sel yang baru. Supaya proses pembelahan diri ini berjalan dengan baik, maka tubuh secara fisik membutuhkan empat unsur utama, yaitu karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan vitamin dan protein akan membuat proses pembelahan diri itu mengalami masalah, sehingga kita gampang keriput. Misalnya, orang-orang yang tinggal di daerah terpencil di mana kelengkapan empat unsur tadi tidak terpenuhi dengan baik, maka mereka lebih cepat keriput.
Zat karsinogenik yang tinggal dalam bagian tubuh tertentu akan merangsang sel-sel untuk membelah diri lebih cepat dari seharusnya. Misalnya, secara normal sel-sel akan mengalami pembelahan diri dua kali dalam semenit, tapi karena ada rangsangan dari zat yang jahat ini maka terjadi pembelahan diri empat kali lebih cepat dalam semenit. Pembelahan diri yang abnormal ini mengakibatkan terjadinya benjolan yang kemudian berkembang menjadi tumor. Kalau terjadi dalam proses yang lama, maka tumor ini berkembang menjadi kanker. Tetapi kanker itu baru terasa setelah naik dari stadium satu ke stadium dua.
2. Terapi untuk membuang racun
Apakah racun-racun itu bisa dibuang dan bagaimana proses pembuangan itu terjadi? Salah satu tujuan terapi Reiki adalah mengeluarkan racun yang menumpuk dalam tubuh lewat terapi. Tubuh kita memiliki 365 cakra. Orang yang belum belajar Reiki hanya sebagian saja cakra-cakra aktif, bahkan ada sejumlah orang yang cakranya sama sekali tidak aktif. Setelah proses attunement cakra-cakra itu menjadi aktif. Pengaktifan itu terjadi karena energi Rei atau energi Ilahi yang mengalir masuk melalui jalur antakarana dan terus masuk ke jalur sushumna mengaktifkan cakra-cakra itu. Semua cakra berakar atau berhubungan dengan jalur sushumna sehingga mereka mendapat suplai energi Rei. Energi Rei itu menggerakkan cakra-cakra untuk berputar ke kanan dan kiri. Pada saat mereka beputar ke kanan, mereka menyerap energi Rei atau energi alam semesta, kemudian pada saat berputar ke kiri mereka membuang energi negatif atau energi kotor sekaligus melepaskan gelombang energi elektromagnetik atau energi Ki (energi kehidupan).
Gelombang energi elektromagnetik inilah yang merubah cairan dalam tubuh dari cairan yang bersifat pentagonal (bersudut lima, penta berarti lima dan gonal berarti sudut) menjadi “heksagonal” (bersudut enam). Sekitar 60 hingga 70 persen tubuh kita terdiri atas cairan dan masih bersifat pentagonal. Tetapi pada orang yang terbentuk gelombang energi elektromagnetik yang cukup kuat di dalam tubuhnya, maka secara alami gelombang energi itu merubah cairan pentagonal menjadi heksagonal.
Setiap sudut itu mengikat dua oksigen, itu berarti penta hanya mengikat 10 oksigen, sementara heksa mengikat 12 oksigen. Kalau cairan dalam tubuh berubah menjadi heksagonal, berarti banyak oksigen yang terserap. Pada orang sehat tubuhnya dipenuhi oleh air heksagonal. Sedangkan pada orang yang sakit (tidak sehat) tidak ditemukan air heksagonal, hanya ditemukan air pentagonal. Air yang kita minum sehari, entah air tanah atau PAM, sifat kristalnya pentagonal. Air pentagonal hanya berfungsi mengantar sari-sari makanan saja, tidak bisa mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Secara medis air heksagonal memiliki peran penting bagi tubuh fisik kita. Pertama, air heksagonal lebih mudah diserap oleh tubuh karena lebih lembut, sementara air pentagonal lebih kasar. Dalam tubuh air berfungsi mengantar sari-sari makanan ke bagian tubuh yang paling luas, misalnya vitamin, protein, dan mineral.
Kedua, air heksagonal itu juga sebagai antioksidan, yaitu membuang limbah dan racun ke luar tubuh. Setiap saat kita memasukkan racun ke tubuh melalui makanan.
Ketiga, air heksagonal ini berfungsi untuk merangsang pembentukan bone marrow cell dan tymus cell. Kedua sel ini berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi pada tubuh, yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Keempat, air heksagonal ini merangsang terbentuknya NK Cell, yaitu Natural Killer Cell atau sel pembunuh alami. NK Cell dalam tubuh fisik kita layaknya bertugas seperti tentara yang selalu siap siaga mengamati gerak-gerik musuh. NK Cell ini mendeteksi apakah ada sel kanker dalam tubuh. Begitu ditemukan sel kanker, maka dia langsung melumpuhkan sel kanker itu.
NK Cell dalam tubuh orang yang sakit kanker sebenarnya ada, tapi jumlahnya sangat terbatas. NK Cell ini memang melakukan serangan frontal ketika berhadapan dengan sel kanker, namun jumlahnya sedikit, maka dia kalah oleh keganasan sel kanker. Akhirnya yang berkuasa dan berkembang dalam fisik kita adalah sel-sel kanker. NK Cell sudah tidak punya kekuatan lagi untuk menghadang serangan super kuat dari sel-sel kanker, sehingga stadium berlanjut terus.
Sementara pada orang yang dalam tubuhnya banyak air heksagonal, maka NK Cell juga semakin bertambah. Ketika jumlanya semakin bertambah, sel-sel kanker lama kelamaan tersingkir dan kemudian mati. Itulah sebabnya mengapa terapi Reiki bisa menyembuhkan pasien yang mengidap kanker. Karena salah satu tujuan terapi adalah mengubah cairan pentagonal dalam tubuh fisik menjadi heksagonal.
Lalu bagaimana dengan mereka yang belum di-attunement Reiki, namun tetap sehat? Itu terjadi karena sejak kecil, mulai dari kandungan ibu kita sudah memiliki jalur antakarana yang lebarnya antara ½ hingga 3 cm. Dari jalur inilah mengalir gelombang energi Ilahi atau Rei (energi alam semesta). Energi Rei ini mempunyai fungsi seperti bensin, dengan tugas utamanya mengaktifkan cakra-cakra. Dari 365 cakra boleh jadi ada 10 persen cakra yang aktif, sehingga dapat berputar ke kanan dan kiri. Pada saat berputar kiri cakra-cakra yang 10 persen aktif itu melepaskan gelombang energi elektromagnetik (energi kehidupan) yang merubah air pentagonal menjadi air heksagonal. Karena sifatnya antioksidan, maka selain mengantar sari-sari makanan air heksagonal itu membuang limbah dan racun dalam tubuh melalui keringat, kecing, buang air besar dan pernapasan. Inilah yang terjadi pada orang sehat yang belum di-attunement Reiki, meskipun hanya 10 persen cakra-cakranya aktif. Namun tidak seluruh racun dalam tubuhnya dibuang karena kualitas gelombang energi elektromagnetiknya masih kecil. Sementara pada orang yang dalam tubuhnya hanya terdapat air pentagonal saja, racun-racun tadi tidak dibuang sehingga terjadi penumpukan racun dalam tubuh. Racun itulah yang menyebabkan kerusakan sistem sel dalam tubuhnya.
3. Terapi Kanker Payudara
Kanker merupakan penyakit yang sangat menakutkan bagi banyak orang saat ini karena belum ditemukan obat yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Akan tetapi dengan diperkenalkannya teknik penyembuhan Reiki menjadikan kanker bukan lagi sebuah penyakit yang sangat menakutkan, karena bisa diatasi dengan terapi.
Selama ini kami sudah menangani beberapa pasien yang menderita kanker payudara yang sudah mencapai stadium 2 dan 3. Waktu yang dibutuhkan untuk terapi adalah 30-40 hari dan dilakukan setiap hari. Biasanya pada waktu terapi memasuki hari yang ke-40 lempengan kanker lepas dari induknya, matanya keluar dan cairan pecah dalam bentuk nanah. Setelah lempengan tadi lepas, warna payudara menjadi hitam. Setelah itu pasien dianjurkan untuk pergi ke laboratorium untuk mengecek apakah masih ada sel-sel ganas. Kalau tidak ditemukan sel ganas, kami menyarankan pasien untuk dioperasi. Pengalaman kami selama ini tingkat keberhasilan untuk kanker yang belum dioperasi mencapi 90 hingga 95 persen.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali terapi? Kisaran waktunya antara 1 hingga 1½ jam. Terapi tidak dilakukan untuk bagian tertentu saja, tetapi dilakukan secara menyeluruh mulai cakra mahkota hingga ke telapak kaki. Untuk bagian tubuh yang kanker itu waktu yang diperlukan berkisar 15 hingga 20 menit. Teknik terapi dilakukan dengan sentuhan langsung kedua telapak tangan di atas bagian tubuh yang terkena kanker. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, biasanya kami mewajibkan seluruh anggota keluarga hadir di tempat terapi, sehingga dapat melihat dari dekat. Dengan sentuhan langsung proses penyembuhan terjadi jauh lebih cepat, dibandingkan dengan jarak yang sedikit jauh dari tubuh pasien. Dengan cara itu, selain terbentuk gelombang energi elektromagnetik yang cukup kuat dalam diri pasien yang menghasilkan cairan heksagonal, dari tangan seorang praktisi mengalir gelombang energi Rei atau energi Ilahi.
Gelombang energi Rei ini bersifat desinfektan, artinya anti-infeksi. Di bagian tubuh yang terkena kanker itu mengalami infeksi yang sangat tinggi, rasanya seperti tusuk jarum atau diremas-remas. Saat tangan si praktisi menyentuh bagian yang terkena kanker itu, pasien mengalami rasa tusukan menurun, dan bahkan kemudian rasa sakitnya berkurang. Tetapi pada saat yang sama tangan si praktisi merasa seperti sedang memegang bara yang sangat panas dan tidak pernah berhenti.
Tetapi yang banyak berhasil disembuhkan dengan terapi ini adalah pasien yang kanker payudaranya belum dioperasi. Sementara untuk pasien yang kankernya sudah dioperasi tingkat keberhasilannya sangat kecil. Apa perbedaanya? Ternyata sebelum dioperasi semua sel kanker itu berkonsentrasi pada bagian benjolan dari kanker tersebut. NK Cel nanti yang akan membunuh sel kanker. Setelah sel itu dibunuh, maka mereka keluar dalam bentuk nanah atau cairan. Yang terjadi pada waktu operasi yang diambil hanya induknya saja, sementara akar-akarnya terus mencari makanan di seluruh tubuh. Begitu dioperasi maka akar ini berkembang menjadi kanker yang baru dan biasanya lebih ganas. Biasanya kalau sudah dioperasi harus dilakukan kemoterapi, supaya akar-akar tadi dimatikan. Tetapi tingkat keberhasilan sangat kecil kalau sudah berkembang menjadi kanker yang sangat ganas.
Lalu praktsi tingkat berapa saja di Kasih Agung Reiki bisa menangai pasien yang terserang kanker? Semua praktisi, mulai tingkat satu hingga tingkat master bisa menangani semua penyakit, termasuk kanker, jadi bukan hanya tingkat 3 atau tingkat master saja. Itu terjadi praktisi tingkat satu di Kasih Agung Reiki setelah di-attunement sudah memiliki lebar jalur antakarana (jalur energi) berkisar 250 meter hingga 900 meter, sementara tingka master penuh mencapai 25.000 meter (25 kilometer). Itu berarti lebar jalur energi sudah selebar sungai. Karena itu, para praktisi di Kasih Agung Reiki – mulai dari tingkat satu hingga master – dapat mengakses energi Rei atau Ilahi dalam jumlah yang tidak terbatas. Jadi soal kualitas energi tidak ada masalah, sementara yang terkait soal pemeringkatan hanya masalah teknis saja. Pada akhirnya yang menyembuhkan pasien adalah aliran energi Ilahi yang mengalir masuk ke dalam tubuhnya sehingga mengaktifkan dan menggerakkan cakra-cakranya. Cakra-cakra yang aktif melepaskan gelombang energi elektromagnetik atau energi kehidupan (life force energy) untuk memulihkan kembali sistem kerja organ yang rusak. Sementara praktisi hanya berfungsi sebagai pipa penyalur yang menyalurkan energi Ilahi kepada pasien lewat kedua telapak tangannya.
4. Terapi Penyakit Jantung
Selain kanker, kami juga beberapa kali menangani pasien yang mengidap penyakit jantung. Terapi jantung dilakukan 5 hingga 7 kali. Meskipun sakitnya di jantung, terapi tetapi dilakukan secara menyeluruh mulai dari cakra mahkota hingga telapak kaki, namun di jantung sedikit agak lama, sekitar 3- 15 menit. Tetapi untuk pasien yang mengalami serangan jantung yang mendadak, kami langsung memberikan terapi di cakra jantungnya. Begitu juga pasien yang mengalami sesak napas langsung diterapi di bagian jantung. Ini adalah sebuah tindakan darurat.
Penyakit jantung bisa disebabkan karena penyumbatan pembuluh darah di jantung. Setelah dilakukan beberapa kali terapi penyumbatan ini bisa dibongkar oleh gelombang energi elektromagnetik - yang mengubah sifat air pentagonal menjadi heksagonal - yang dilepaskan oleh cakra jantung ketika berputar ke kiri. Air heksagonal yang mengantar sari-sari makanan, saat mengalir tidak hanya mengeluarkan racun tetapi juga mempunyai daya tembus terhadap penyumbatan itu. Air yang membongkar penyumbatan itu mengantar oksigen ke jantung, sehingga jantung mendapatkan suplai oksigen. Maka begitu dia mendapatkan suplai oksigen maka sesak napasnya hilang, sehingga rasa sakitnya berkurang. Baru setelah itu dibawa ke rumah sakit untuk dicek masalahnya. Tetapi dalam terapi selama 5 hari itu, cakra jantung itu bekerja secara terus menerus untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada di jantung secara fisik. Sehingga jantung yang lemah bisa dikuatkan kembali. Yang memelihara untuk selanjutnya adalah cakra jantung. Begitu juga kalau terjadi sakit darah tinggi, maka bisa langsung diterapi di cakra jantung saja.
Terkait dengan kasus darah tinggi, ada beberapa orang yang bertanya kepada kami, apakah terapi Reiki bisa menaikkan atau menurunkan tensi. Terhadap pertanyaan itu, kami menjelaskan bahwa terapi bukan tindakan untuk menaikkan atau menurunkan tensi, yang terjadi adalah memperbaiki sistem kerja jantung, sehingga kembali bekerja normal. Seiring dengan normalnya sistem kerja jantung, maka secara otomatis tidak ada lagi tekanan darah tinggi atau pun tekanan darah rendah.
Selain itu, kami juga menjelaskan bahwa secara umum sistem kerja Reiki memperbaiki sistem kerja organ-organ tubuh. Karena itu, metode Reiki tidak bertentangan dengan metode pengobatan kedokteran umum. Namun harus dicatat metode kedokteran bersifat instan dan darurat, misalnya kalau ada bakteri maka langsung diberikan obat obat antibioti supaya bakteri itu langsung mati. Sementara dalam metode penyembuhan Reiki yang dilakukan adalah memperbaiki kerusakan tubuh fisik akibat serangan virus atau bakteri, sehingga proses penyembuhan jauh lebih cepat. Tetapi harus diingat bakteri atau virus tidak bisa dimatikan oleh energi Rei. Virus atau bakteri harus digunakan obat untuk membunuhnya. Energi yang mengalir dalam tubuh pasien akan meningkatkan daya tahan tubuhnya, sehingga meskipun ada virus, tidak akan menyebabkan penyakit pada tubuh fisik. Reiki berfungsi untuk jangka panjang, sedangkan pengobatan medis bersifat jangka pendek dan darurat.
Saat ini di beberapa rumah sakit di Eropa dan Amerika, telah mengkombinasikan teknik pengobatan kedokteran modern dengan pengobatan Reiki. Keduanya berjalan bersamaan. Pengobatan medis bersifat darurat, sementara metode Reiki bersifat permanen. Penggambungan itu dilakukan karena banyak ditemukan pasien yang mengalami sakit bersifat kronis dan menahun. Penyakit itu memang banyak disebabkan oleh pola hidup, seperti merokok atau minuman keras, atau pola makan, misalnya sering mengkonsumsi makanan yang kadar kolesterol dan lemaknya sangat tinggi.
5. Terapi Sakit Mag
Penyakit mag umumnya disebabkan oleh beban hidup terlalu berat sehingga menyebabkan stres. Kalau kita sering mengalami stress maka lambung akan menghasilkan cairan dengan kadar asam tinggi. Cairan asam yang tinggi itu menyebabkan terjadinya iritasi pada dinding lambung, yang menyebabkan rasa sakit di lambung, yang disebut dengan penyakit mag. Kalau diberikan obat mag, rasa sakitnya memang berkurang, tapi tidak menyembuhkan penyebab rasa sakit, sehingga penyakit mag masuk dalam kategori penyakit kronis atau menahun. Karena penyebab utamanya berasal dari pikiran atau stress.
Penyakit mag bisa disembuhkan dengan terapi Reiki. Penyembuhan itu terjadi karena terapi tidak hanya menghilangkan rasa sakit, tetapi memperbaiki penyebab atau sumber rasa sakit itu. Pada saat orang mengalami stress maka dihasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol ini merangsang sistem kerja jantung yang membuat jantung bekerja tidak normal, sehingga menimbulkan rasa cemas, rasa takut atau rasa gelisah. Rasa takut itu mengakibatkan cairan asam yang dihasilkan lambung semakin banyak. Tujuan terapi adalah untuk menghilangkan hormon kortisol itu. Setelah hormon kortisol itu hilang, maka yang dihasilkan kemudian adalah hormon endorphin atau seratonin. Kedua hormon ini memberikan rasa euforia, rasa senang atau bahagia. Rasa bahagia inilah yang membuat lambung merasa damai dan tenang. Dengan demikian lambung tidak lagi menghasilkan cairan dengan kadar asam yang tinggi, sehingga tidak lagi terjadi iritasi pada dinding lambung. Untuk menyembuhkan luka akibat iritasi itu bisa menggunakan obat mag. Dengan mengkombinasikan keduanya, maka proses penyembuhan yang terjadi bersifat permanen. Terapi untuk sakit mag, lebih banyak dilakukan di cakra solar plexus dengan mengkombinasikan tiga simbol utama Reiki, seperti simbol Hon-Sha-Se-Sho-Nen, Sei-Hei-Ki, dan Cho-Ku-Rei. Cakra solar plexus bertanggung jawab untuk memperbaiki sistem kerja hati, lambung, pankreas, paru-paru, dan empedu.
6. Terapi Penyakit hepatitis
Hepatititis atau sering disebut penyakit radang hati merupaka salah satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara penyakit-penyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus dan ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya pengendapan pigmen bilirubin, yang berasal dari cairan empedu. Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan kocokelatan seperti air teh.
Gejala awal penyakit berupa keletihan, hilang nafsu makan, mual sampai muntah, disertai gejala menyerupai flu biasa seperti demam, batuk, pilek, dll. Penderita yang perokok menjadi tidak menyukai lagi rokoknya. Rasa sakit di perut sebelah kanan atas umumnya menyertai pembeng-kakan hati yang dapat diraba dari luar. Pemeriksaan laboratorium terhadap darah penderita memastikan diagnosis, dengan ditemukannya antigen virus dan antibodi terhadap virus penyebabnya. Ada tiga jenis virus penyebabnya, sehingga timbul hepatitis virus A, hepatitis virus B, dan hepatitis virus C.
Terapi yang kami lakukan untuk menangani penyakit ini, dilakukan menurut jenis penyakitnya. Untuk pasien yang menderita hepatitis A dilakukan terapi lebih banyak di cakra solar plexus dengan kisaran 5 hingga 7 kali. Sementara untuk pasien yang menderita hepatitis B perlu dilakukan terapi sebanyak 14 kali hingga satu bulan, karena dia sudah mengalami pembengkakan hati. Tujuannya adalah supaya hati yang bengkak tadi bisa dipulihkan kembali. Sedangkan terapi untuk hepatitis C lebih diarahkan kepada pemeliharaan hati. Kalau tidak ditangani dengan cepat hepatitis C bisa bisa mengakibatkan kanker hati atau sirosis, yaitu pengerasan pada hati.
7. Terapi penyakit ginjal
Ginjal atau disebut juga buah pinggang merupakan organ penyaring darah untuk membersihkannya dari segala kotoran dan sisa-sisa bermacam proses di dalam tubuh. Melalui penyaringan, pengambilan, dan pembuangan mineral serta air, terbentuk air seni yang akan dibuang lewat saluran kencing.
Tetapi kalau ginjal bermasalah maka ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Setelah tidak berfungsi dengan baik kotoran-kotoran yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah, akibatnya terjadi peningkatan kadar urea darah atau uremia.
Kegagalan ginjal dapat timbul secara akut atau kronik. Penyebabnya beraneka ragam. Bentuk akut dapat disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah yang hebat, sumbatan saluran kencing, dan penyakit lain. Gangguan sirkulasi darah yang hebat dapat terjadi pada kekurangan cairan dan elektrolit seperti pada penderita muntaber berat, perdarahan hebat, dll. Sumbatan pada saluran kencing dapat timbul akibat adanya batu, tumor, atau pembesaran kelenjar prostat pada pria yang berusia lanjut. Penyakit pada ginjal yang dapat menimbulkan kegagalan ginjal misalnya peradangan ginjal akut, seperti glomerulonefritis, nefritis.
Kalau sudah tingkat gagal ginjal, maka harus dilakukan cuci darah. Pencucian darah dilakukan karena tingkat kreatinin dalam darah melampaui tingkat normal. Tingkat kreatinin yang normal dalam darah adalah 1½ . Yang dimaksudkan dengan kreatinin dalam dunia kedokteran adalah hasil pembuangan dalam tubuh yang berasal dari proses metabolisme makanan, seperti protein. Dalam tubuh kita selalu ada mekanisme, kalau ada yang masuk ke dalam tubuh, maka harus ada dibuang. Tetapi timbul masalah kalau mekanisme tergangggu karena kotoran-kotoran yang seharusnya dibuang lewat kencing kembali lagi ke darah. Kreatinin inilah yang menyebabkan racun pada darah. Itulah yang menyebabkan harus cuci darah. Kalau kreatinin dalam darah naik ke level 2, 2½, hingga ke 3, itu berarti gejala bahwa ginjal mulai bermasalah dengan fungsi penyaringannya. Tetapi kalau kreatinin sudah mencapai level 7 maka harus dilakukan cuci darah.
Pengalaman kami dalam melakukan terapi, pasien yang bisa ditolong dengan terapi adalah mereka yang baru mencapai tingkat kreatinin dalam darah pada level 5. Setelah kami melakukan terapi selama dua minggu tingkat kreatinin turun ke level 4. Dua minggu seteah itu tingkat kretinin turun lagi ke level 2 dan bahkan hingga ke level 1 (satu). Sebenarnya turun ke level 2 sudah dianggap bagus, karena tingkat kreatinin yang dianggap normal dalam adalah 1½. Penurunan itu terjadi karena ginjal sudah kembali bekerja normal menyusul terapi yang dilakukan di cakra pusar. Untuk pasien yang berhasil disembuhkan biasanya disarankan untuk menjadi praktisi Reiki. Sementara untuk pasien yang tingkat kreatinin mencapai level 6 hingga 7, agak sulit diterapi, karena kondisi ginjalnya secara fisik sudah mengalami kerusakan total. Terapi Reiki bisa menolong kalau kondisi ginjalnya tidak mengalami kerusakan yang permanen.
8. Terapi gangguan prostat
Prostat ialah nama kelenjar aksesoris (tambahan) pada laki-laki, yang terletak melingkar pada leher kandung kemih dan saluran kencing bagian bawah (uretra). Fungsinya menghasilkan cairan alkalis, yang dikeluarkan pada saat ejakulasi (pengeluaran semen) dalam uretra persis di bawah kandung kemih dan saluran semen. Cairan tersebut kemudian menjadi bagian dari semen atau mani.
Pada pria usia lanjut kelenjar prostat dapat membesar, dan disebut hipertrofi prostat. Keadaan ini dapat menyebabkan tekanan pada uretra sehingga urine tidak dapat keluar dan menumpuk di dalam kandung kemih. Akibatnya, kandung kemih mudah terkena peradangan akibat infeksi atau sistitis. Infeksi ini dapat menjalar ke atas, yaitu ke saluran kencing atas dan ginjal, dan menimbulkan gejala tidak enak di perut bagian bawah, nyeri waktu kencing, sering ingin kencing tetapi sukar mengeluarkannya. Air kemih biasanya menetes dan sukar menghentikannya secara sadar.
Kelenjar prostat sering mengalami proses keganasan. Kanker prostat banyak dijumpai tetapi kadang-kadang tanpa menunjukkan gejala-gejala yang nyata. Kanker ini biasanya sudah tumbuh tunas baru dan ke tempat yang jauh, terutama ke tulang-tulang. Dengan demikian upaya penyembuhan akan tidak memuaskan.
Untuk menangani masalah prostat, maka perlu dilakukan terapi yang lebih banyak di cakra seks, tentu tidak menyampingkan terapi menyeluruh. Cakra seks berfungsi untuk memelihara organ reproduksi, yaitu kelenjar gonad pada laki-laki dan kelenjar ovarium pada perempuan. Untuk pasien yang belum dipasang kateter, harus dilakukan terapi selama tiga bulan, setelah itu prostat kembali bekerja normal. Sedangkan untuk pasien yang sudah pasang kateter dibutuhkan terapi selama 6 hingga 9 bulan. Itu terjadi karena kerusakan-kerusakan prostat membutuhkan perbaikan dalam waktu yang lama.
9. Terapi untuk stroke
Stroke disebabkan oleh tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak. Penyumbatan pembuluh darah dapat terjadi akibat penyempitan pembuluh darah penyumbatan oleh suatu emboli, atau keduanya. Stroke lebih sering terjadi pada penderita penyakit tekanan darah tinggi. Penyempitan pembuluh darah, yang biasanya terjadi berangsur-angsur, mengakibatkan gangguan aliran darah serta berkurangnya pasok darah ke otak. Hal ini dapat menimbulkan serangan ringan, misalnya gangguan bicara atau gangguan ingatan sehingga tiba-tiba penderita menjadi pelupa, dan untuk sementara lumpuh pada sebagian otot wajahnya, misalnya mulut bengkok atau kram sebelah tubuh. Ini disebut stroke ringan. Sementra stroke berat dapat disertai hilangnya kesadaran, kelumpuhan otot di berbagai bagian tubuh, dan gangguan fungsi otak.
Berbeda dengan penyempitan pembuluh darah yang terjadi secara berangsur-angsur, emboli dapat menimbulkan stroke secara mendadak. Gumpalan massa ini mungkin berasal dari bekuan darah dari tempat lain, atau gumpalan kuman yang menuju ke pembuluh darah otak. Karena itu gejala yang timbul juga bersifat mendadak, seperti pada perdarahan otak. Perdarahan otak penyebab stroke biasanya timbul akibat adanya cacat pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi titik lemah yang mudah pecah. Pada keadaan ini sulit melakukan upaya penyembuhan, sedangkan pada penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah dapat diupayakan pemberian antikoagulan.
Dalam pengalaman kami, penanganan untuk pasien yang mengalami stroke ringan, diakukan terapi sebanyak 6 hingga 7 secara berturut-turut. Terapi lebih banyak di cakra jantung mengingat fungsi cakra jantung adalah memsuplai oksigen ke otak dan menjamin pengatur saluran darah dapat berfungsi dengan baik. Lalu untuk pasien yang stroke sebelah badan, misalnya sebelah kiri, maka lebih banyak dilakukan terapi kepala sebelah kanan. Sedangkan untuk stroke berat, terapi baru dilakukan setelah pasien dioperasi untuk mengeluarkan darah di otak. Tujuan terapi di sini adalah untuk mempercepat proses penyembuhan.
10. Penanganan masalah stres
Stres adalah tekanan batin yang dialami seseorang karena dia menghadapi tuntutan-dari dunia luar atau dari dunia dalam dia sendiri. Selain berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik, sehingga timbul sakit kepala, tekanan darah tinggi, sakit jantung, misalnya, stres juga mempunyai dampak atas pikiran dan perasaan seseorang. Dia bisa menjadi pelupa, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur, juga dihinggapi perasaan cemas yang terus-menerus, menjadi pemurung atau menjadi cepat marah.
Beberapa gejala fisik yang sering dijumpai pada orang yang menderita stress adalah debar jantung yang lebih cepat, tekanan darah meninggi, sesak napas, bola mata melebar, keringat dingin, dan kadar gula darah yang cenderung meningkat. Stres berkepanjangan yang disertai gejala-gejala tersebut dapat mengakibatkan kondisi yang membahayakan seperti serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, sakit kepala, luka lambung, penyumbatan pembuluh darah, gatal-gatal, dan alergi.
Penyebab utama stres sesungguhnya karena tidak seimbangnya sistem kerja hormonal. Munculnya horman kortisol mamacu sistem kerja jantung, sehingga pasien mengalami kegelisahan, akibatnya dia tidak bisa tidur. Kalau dalam waktu yang lama dia tidak bisa tidur maka dia akan mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara lain atau suara aneh. Begitu ada suara yang aneh dia akan terganggu secara psikologis. Dia tidak bisa tidur karena kelenjar pinealnya yang terletak di cakra mahkota tidak menghasilkan hormon melatonin.
Untuk menangani masalah pasien seperti ini biasanya kami langsung melakukan terapi di cakra mahkota dengan menggunakan simbol She-Hei-Ki dan Cho-Ku-Rei, dan juga di cakra ajna. Tujuan terapi adalah mengaktifkan kelenjar pineal. Setelah aktif kelenjar pineal menghasilkan hormon melatonin yang berfungsi membius otak secara alami. Pada saat otak dibius orang mudah tertidur. Kalau kondisi tidurnya membaik maka tidak akan mengalami halusinasi lagi.
Pada saat terapi kami menyarankan pasien berada dalam posisi dibaringkan. Posisi ini ternyata membuat dia lebih rileks karena berada dalam keadaan yang sangat santai. Biasanya dia langsung tertidur saat terapi baru berjalan 10 menit pertama, terutama karena saat itu kelenjar pinealnya menghasilkan hormon melatonin.
Selain menghasilkan hormon melatonin, terapi juga menghasilkan hormon endorfin, yang membuat pasien merasa tenang, damai, dan gembira. Ketika dia merasa damai dan gembira, maka dengan sendirinya hormon kortisol yang mendesak jantungnya untuk bekerja lebih keras, langsung menghilang. Jantung akhirnya dapat bekerja kembali dengan normal.
11. Terapi Patah Tulang
Terapi Reiki tidak hanya menyembuhkan penyakit-penyakit yang berada dalam organ tubuh fisik tetapi juga terapi ini dapat mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Namun harus diperhatikan sebelum dilakukan terapi posisi tulang yang patah harus berada dalam persambungan yang tepat. Misalnya patah tulang tebu, seperti tulang paha, maka lebih dahulu dipasang pen karena di paha tidak ada sanggahan. Setelah dipasang pen lalu dilakukan terapi kurang lebih selama dua hingga tiga bulan. Pengalaman kami selama ini dengan terapi Reiki proses penyambungan tulang jauh lebih cepat dan sempurna. Itu terjadi karena saat terapi proses kalsiumisasi di dalam darah berlangsung lebih cepat. Tetapi terapi tidak hanya dilakukan pada bagian yang sakit saja, namun harus dilakukan secara menyeluruh. Tujuan terapi menyeluruh dari cakra mahkota hingga telapak kaki adalah untuk mengatur sistem jumlah kalsium, kalium dan vitamin D3 yang berada di kelenjar parateroid. Kelenjar paratiroid berfungsi untuk mengatur sistem kerja kalsium, kalium dan vitamin D3.
Pada waktu terapi tubuh akan memerintah untuk mengantar kalsium yang banyak ke bagian tulang yang bermasalah, sehingga terjadi proses kalsiumisasi yang lebih cepat dan banyak. Tetapi kalau pemasangan kembali tidak berada pada posisi persambungan yang tepat tulangnya akan memanjang akibat banyak aliran kalsium ke tempat itu. Tetapi kalau penyambungan itu tepat pada posisinya proses penyembuhan jauh lebih cepat.
Sedikit informasi tentang kelenjar paratiroid. Dalam dunia kedokteran, kelenjar paratiroid dikenal sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan dan mengeluarkan hormon paratiroid. Pada keadaan normal, terdapat dua pasang kelenjar paratiroid di kanan dan kiri leher di belakang kelenjar gondok. Namun kadang-kadang ditemukan tiga pasang atau bahkan hanya sepasang kelenjar paratiroid.
Hormon paratiroid berfungsi mengatur distribusi kal-sium dan fosfat dalam tubuh. Kadar hormon paratiroid yang tinggi dalam tubuh menyebabkan penarikan kalsium dari tulang untuk dimasukkan ke dalam darah, sehingga menyebabkan hiperkalsemia atau peningkatan kadar kalsium dalam darah. Hiperkalsemia dapat menyebabkan kalsifikasi metastatik, yaitu deposit kalsium dalam jaringan normal, misalnya dalam dinding pembuluh darah, ginjal, dan paru. Defisiensi hormon paratiroid menyebabkan hipokalsemia, atau kadar kalsium darah yang rendah, dengan akibat meningkatnya kepekaan sistem saraf yang mengendalikan otot. Hal ini terutama terjadi pada otot muka, sehingga otot-otot mata dan mulut sering berkontraksi di luar kesadaran. Pada tingkat lebih lanjut kontraksi otot ini terjadi terus-menerus[1].
12. Penanganan serangan spiritual
Serangan spiritual masuk dalam kategori penyakit non-fisik, sehingga sulit ditangani secara medis, baik oleh dokter konvensional, psikolog, maupun psikiater. Kita tentu tidak bisa mengingkari adanya serangan ilmu hitam, atau dalam masyarakat lebih dikenal sebagai “santet atau telung”. Santet biasanya menggunakan gelombang energi berdimensi negatif. Dia berwujud dalam bentuk tertentu yang memancarkan radiasi negatif. Wujudnya bisa dalam bentuk siluman ular, kucing, monyet atau siluman harimau, dll. Dalam santet orang secara sengaja mengirim energi negatif kepada pihak korban, karena sang korban dianggap sebagai penghalang atau pengganggu rencananya. Untuk itu pengirim harus mempunyai keterampilan menghimpun energi negatif sedemikian rupa agar energi negatif itu nanti berubah rupa dalam bentuk wujud monyet atau kucing.
Siluman monyet atau kucing itu kemudian disebut sebagai dimensi negatif. Begitu dimensi negatif itu disasarkan kepada orang tertentu, maka orang yang memiliki gelombang energi elektromagnetik dalam tubuh fisiknya sangat tipis, langsung diserap oleh energi negatif, sehingga akitbatnya orang itu jatuh sakit. Dengan menyasarnya energi negatif dalam tubuhnya, maka pada saat itu juga jalur energi (jalur antakarana) mengalami bloking, itu berarti dia tidak mendapatkan akses energi Rei.
Salah satu fungsi energi Rei yang masuk melalui jalur antakarana dan terus ke jalur sushumna, adalah menggerakkan cakra-cakra sehingga dapat berputar ke kiri dan ke kanan. Pada saat berputar ke kiri, cakra-cakra itu tidak hanya mengeluarkan kotoran atau energi negatif, tetapi juga melepaskan gelombang energi elektromagnetik. Orang mudah diserang oleh dimensi negatif dan kemudian jatuh sakit, karena gelombang energi elektromagnetik dalam dirinya sangat tipis dan bahkan tidak ada.
Pada saat terapi kita menyalurkan energi Rei yang ke luar lewat kedua telapak tangan ke tubuh pasien. Secara prinsip energi Rei bertentangan dengan dimensi energi negatif. Saat terapi dimensi negatif itu merasakan ada sesuatu yang melawannya. Akhirnya, kedua energi ini saling mengintervensi. Prinsip kerjanya adalah siapa yang lebih kuat akan mengintervensi yang lemah. Saat energi Rei mengintervensi energi negatif dalam tubuh pasien, maka pasien itu mengalami tidak sadar. Saat itulah dimensi negatif itu langsung ketahuan. Kita bisa mewancarainya.
Ketika dimensi negatif itu terus didorong keluar oleh energi Rei, maka terjadi proses perlawanan. Dalam pengalaman kami, perlawanan itu terjadi ketika terapi sudah memasuki hari ketiga atau hari keempat. Pada saat itulah energi negatif itu berbicara, pertama dia malu untuk berbicara. Tetapi karena terus didesak oleh energi Rei, pada akhirnya dia pun berbicara terus terang, terutama berkaitan dengan siapa yang mengirim, apa tujuan pengiriman energi itu, dan di mana saja energi negatif diletakkan dalam tubuh korban. Setelah itu, kami menyuruh dia mencabut kembali apa yang telah ditanam dalam tubuh korban, dan harus dikirim kembali kepada pengirimnya.
Dalam kasus seperti itu penggunaan wawancara sangat tergantung situasi. Karena itu, kadang-kadang kami mengabaikan wawancara, karena itu terapi dijalankan tanpa tanya jawab. Wawancara bisa menimbulkan masalah kemudian hari, terutama penyebutan nama orang tertentu. Pasalnya, masalah itu tidak bisa dijadikan sebagai fakta hukum atau dijadikan sebagai alat bukti. Kami baru bisa mengadakan wawancara setelah anggota keluarga pasien berjanji untuk tidak menjadikan peristiwa itu sebagai masalah hukum. Korban serangan spiritual ini banyak terjadi di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.
Umumnya pasien yang mengalami kasus seperti ini, masih merasa ketakutan karena trauma melihat orang atau kejadian tertentu. Biasanya untuk pasien seperti ini, kami sarankan untuk menjadi praktisi Reiki, sehingga dalam perjalanan waktu ketakutan itu hilang dengan sendiri. Karena begitu dia didominasi oleh gelombang energi elektromagnetik, dia tidak bisa lagi diintervensi oleh roh jahat. Dia pun dapat bergaul dengan bebas.
Apa yang bisa dipetik di sini? Metode penyembuhan Reiki tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas kesehatan, tetapi juga merubah kualitas diri seseorang, baik secara psikologis maupun secara intelektual. Tidak hanya itu Reiki juga membawa keberuntungan secara ekonomis dan juga dalam relasi dengan sesama. Hubungan dengan sesama menjadi lebih dinamis dan harmonis. Dia tidak lagi menjadi orang yang mudah berprasangka buruk tentang orang lain, karena pikirannya didominasi oleh arus berpikir positif.