MENGAPA
MUDAH MEMAAFKAN NAMUN SULIT MELUPAKAN?
Bismillahirrahmanirrahiim
إِنَّمَا ٱلسَّبِيلُ عَلَى ٱلَّذِينَ
يَظۡلِمُونَ ٱلنَّاسَ وَيَبۡغُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۚ أُوْلَٰٓئِكَ
لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٤٢ وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ
٤٣
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim
kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat
azab yang pedih. Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS: 42: 42-43)
Kita sering mendengar ungkapan “Maafkanlah dan lupakanlah semua kesalahanku, dan yang berlalu biarlah berlalu”. Juga ungkapan “Mungkin aku bisa memaafkanmu namun ku tak akan bisa melupakan perlakuanmu yang telah menyakitiku”. Ini adalah fenomena universal manusia. Yang membedakan hanyalah, siapa orangnya, apa kesalahannya, dan bagaimana menyikapinya.
Contoh: ada pengusaha di bjm yg selalu dan selalu umbar
paradoks “aku selalu memperalat orang – orang pintar demi tujuanku….!!!”
Islam adalah agama yang santun, setiap kesalahan atau
kezaliman yang kita terima, maka Islam hanya mengajarkan tiga hal, yaitu:
Pertama, bersabarlah, sebab ini adalah yang mulia walau kita
diperkenankan untuk membalas yang sama dan serupa. Kedua, maafkanlah, sebab ini
tindakan yang utama dari wujud rasa sabar. Ketiga, bertawakkallah, sebab ini
wujud dari penghambaan kita kepada Allah. Namun Islam tidak mengajarkan kita
untuk melupakan kesalahan orang lain atas kita.
Dan mengapa pula sering kita dengan mudah untuk memaafkan
dengan seketika manakala sebuah kezaliman menimpa kita, konon lagi jika ini
datangnya dari orang yang kita cintai. Namun pada waktu dan kesempatan yang
berbeda, kezaliman tersebut muncul kembali. Yang berbahaya adalah manakala
kezaliman itu berbentuk kecil namun sering dan lama kelaman menumpuk serta
menggunung, maka suatu ketika jika ada pemicunya maka gunung kesalahan ini akan
meletus dan berhamburan merusak segalanya yang selama ini terbina.
Mengapa memaafkan mudah namun melupakan adalah sulit? Inilah
kira-kira penjelasannya:
Pernahkah mendengar istilah teory skema (Schema theory)
dan teori memori? Istilah skema mengacu kepada kerangka pengetahuan atau
pengalaman yang masuk ke dalam memori jangka panjang. dan jika dikaitkan dengan
teori memori maka memori jangka panjang adalah tempat penyimpanan segala
sesuatu yang kita rasakan melalui indera maupun hasil dari pemrosesan apapun
yang kita terima dari memori jangka pendek. Jadi memori jangka panjang samalah
dengan harddisk dan memory jangka pendek samalah dengan RAM (Random Access
Memory) dan Processor dalam istilah komputer.
Setiap perkataan yang menyakitkan, menyenangkan,
membahagiakan, menggalaukan, dan lain-lan semua itu diproses oleh memori jangka
pendek yang kemudian dimasukkan ke dalam memori jangka panjang.
Sayangnya, sekali masuk ke memori jangka panjang, maka
kata-kata yang menyakitkan itu tidaklah pernah hilang dan akan terus tersimpan
sampai kapanpun…. Dan sayangnya juga, memori jangka panjang ini memiliki
kapasitas yang tak terbatas. Subhanallah… yang telah menciptakan very-very
super and extra-ordinary computer yang takkan tertandingi dalam otak
kita.
Lantas mengapa kita sering mengalami yang namanya lupa? Pada
hakikatnya, lupa itu adalah ketidakmampuan memori jangka pendek untuk memproses
dan memanggil ulang informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Maka
itu, kenangan itu tetaplah di sana tersimpan dan tak akan pernah hilang,
kecuali mau yang mampu men-delete semuanya.
Kenapa
Wanita Mudah Memaafkan Tapi Sukar Melupakan
Xmudah unt maafkan individu yg buat salah pada kita kan. Apa
lagi org yg buat salah tu org yg kita syg, lntaran hati rsa terlalu sakit dan
terluka dgn perbuatan yg memmng kita tak jangka.
Kaum lelaki mudah melupakan apa yg berlaku walaupun mereka
sukar untuk memafkan. Sdgkan kaum wanita pulak sanggup memafkan walaupun sukar
untuk melupakan apa yg dh berlaku.
Bagaikan luka , meskinpun sakit nya dah hilang tp
parutnya tetap berkekalan. So ini maknanya selagi hyt dikandung badan
wanita tu akan tetap mengingati dan menyimpan apa yg dh berlaku..sekalipun
mulut mngucapkan kata maaf .
Setuju ke tak setuju???
Mengapa ya , wanita mcm tu, I think.. sbbb wanita sukar
Kikis Kenangan. Ada satu profesor psikologi di University of Stony
Brook, Amerika Syarikat, menjelaskan .... Wanita turut mermpunyai memori
autobiografi yang sllu membuatkan kita wanita2 sukar nk lupakan apa yg berlaku
bila sesuatu pekara sedih , pedih atau yg melukan hati mereka. Apa lagi
kalau pekara yg berlaku tu mmng mmnberi impak yg kuat dlm kehidupan seharian
mereka kini,.
Lelaki pula tak mudah dikuasi oleh emosi meskinpun mereka
memiliki ingatan yg kuat tnt peristiwa yg menimpa mereka.
Situasi ini bukan sahaja membuatkan wanita sukar melupakn tp
turut menjadi punca kenapa wanita mengalami kemurungan... Smmngnya wanita
lebioh mudah stress berbanding lelaki kerana Otak mereka lebih cenderung
unt terus memikirkan pekara2 buruk taua pun kenangan2 lama mereka.
Bukan tu je tp sebahagian dr otak wanita memiliki peredaran
darah yg lebih tinggi termasuk bhgian yg mengawal bahasa dan perbuatan hingga
mereka memiliki ingatan yg cukup kuat dlm meningati kisah2 lalu.
Satu lagi faktor yang mbuatkan wanita sukar nk lupakan ialah
sbb paras hormone estrogen yg tinggi. Kajian menunjukkan hormon estrogen
berupaya mengaktifkan saraf dan meningkatkan peredaran darah ke otak. Kadar
estrogen yang tinggi secara tidak langsung meningkatkan memori dan proses
pembelajaran sehingga menyukarkaan wanita untuk lupkaan apa yg berlaku
Bagaimana Memaafkan dan Melupakan?
1. Memaafkan dengan Ikhlas
Kebanyakan individu memaafkan musuh mereka kerana tidak mahu menyimpan dendam dan membiarkan dendam memusnahkan diri mereka. Namun, dalam masa yang sama hati mereka tidak ikhlas untuk memaafkan. Akibatnya, mereka masih sering mengingati peristiwa lalu dan sukar melupakan segala kejadian yang berlaku. Justeru, apabila anda mengambil keputusan untuk saling bermaaf-maafan berusaha untuk melakukannya dengan seikhlas mungkin.
2. Maaf bukan Mainan
Perkataan maaf itu cukup mahal harganya, Ia bukan suatu kata yang boleh dilafazkan dengan sesuka hati atau sekadar menyedapkan hati orang yang mendengarnya. Sekali mengucapkan kata maaf maknanya anda telah bersedia untk melupakan segala kepahitan yangb erlaku serta membuka lembaran baru dalam kehidupan. Dengan cara itu, hati akan menjadi lebih tenang dan bersedia untk benar-benar memaafkan dan melupakan apa yang terjadi.
Kebanyakan individu memaafkan musuh mereka kerana tidak mahu menyimpan dendam dan membiarkan dendam memusnahkan diri mereka. Namun, dalam masa yang sama hati mereka tidak ikhlas untuk memaafkan. Akibatnya, mereka masih sering mengingati peristiwa lalu dan sukar melupakan segala kejadian yang berlaku. Justeru, apabila anda mengambil keputusan untuk saling bermaaf-maafan berusaha untuk melakukannya dengan seikhlas mungkin.
2. Maaf bukan Mainan
Perkataan maaf itu cukup mahal harganya, Ia bukan suatu kata yang boleh dilafazkan dengan sesuka hati atau sekadar menyedapkan hati orang yang mendengarnya. Sekali mengucapkan kata maaf maknanya anda telah bersedia untk melupakan segala kepahitan yangb erlaku serta membuka lembaran baru dalam kehidupan. Dengan cara itu, hati akan menjadi lebih tenang dan bersedia untk benar-benar memaafkan dan melupakan apa yang terjadi.
Maka itu,
Bersabar atas kezaliman yang menimpa.
Maafkanlah kezaliman tersebut
Serahkan semuanya kepada Allah…
Jangan mencoba untuk melupakan tapi cobalah untuk tidak
mengingatnya.
Yakinlah bahwa kezaliman yang kita terima adalah pemberian
yang terbaik dari Allah.
Yakinlah bahwa Allah menyayangi kita melalui penderitaan dan
sakit hati sebagi ujian bagi kita.
Maka itu, di saat kuberusaha untuk memutus mata rantai
antara memori jangka pendekku dengan memori jangka panjang tentang masa laluku,
kamu hendaknya….
Jangan pernah meminta aku untuk melupakan masa lalu, sebab
semakin kamu meminta, maka semakin kuteringat.
Jangan pernah mempertanyakan masa laluku, sebab jawaban
dariku membuatku teringat pada masa laluku. Dan jika kuteringat, maka secara otomatis
aku akan membandingkan masa laluku dengan kamu, apakah kamu yakin bahwa kamu
itu lebih baik dari masa laluku?
Jangan pernah mengungkit-ungkit masa laluku, sebab kenangan
masa lalu jadi membayang dalam memoriku. Jika yang keluar adalah kebahagian, maka
kuyakin kamu pasti bakal cemburu, dan jika yang keluar dari kenanganku adalah
penderitaan, maka luka di hati akan terkuak kembali. Puaskah kamu jika
kuterluka??? Maka itu, jangan tanyakan sesuatu yang belum tentu kamu siap
menerima jawabannya!
DI dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan keluarga, tempat kerja maupun masyarakat umum, berbuat kesalahan itu
sering tidak dapat dihindari. Kesalahan, kekeliruan, kealpaan atau kekhilafan
dapat disebabkan oleh pemikiran atau perbuatan sendiri, seperti salah
mengartikan, menanggapi atau menerima; melanggar peraturan, dan menganggap
salah atau menimpakan kesalahan pada orang lain. Sebagai manusia biasa kita itu
tidak sempurna, tidak luput dari kelemahan dan kesalahan.
Oleh karena itu, sikap kita terhadap siapa saja itu
sebaiknya ojo gumunan (jangan mudah terkagum-kagum) dan ojo
kagetan(jangan mudah terkejut) terhadap perilaku orang lain; pejabat,
selebritis, public figure dan lainnya, tetapi juga jangan merendahkan pendapat
dan perbuatan rakyat biasa atau yang tergolong penjahat sekalipun. Biasa-biasa
saja menanggapinya dan tetap waspada, sehingga tidak terperdaya.
Jika kita ingin menebus kesalahan, jangan mencari-cari
alasan (excuses), melainkan buatlah permintaan maaf. Sudah sewajarnya
kita bisa memaafkan satu sama lain, agar kita bisa hidup dengan damai.
Mengakui Kesalahan Sendiri dan Meminta Maaf
Apabila memang merasa bersalah kepada orang lain, maka
akuilah kesalahan tersebut dengan berani dan jujur. “Maafin aku ya kemarin lagi
emosi ….” Itu ungkapan yang sering dilontarkan. Orang yang mau meminta maaf (apology)
lebih dahulu termasuk orang yang paling berani. Meminta maaf bukan berarti kita
benar-benar bersalah.
Mungkin hal itu dilakukan demi menjaga hubungan baik atau
persaudaraan, juga untuk membabarkan kasih sayang kepada sesama. Tetapi apabila
permintaan maaf itu tidak dilakukan secara tulus, itu namanya pura-pura.
Artinya berpura-pura atau tidak sungguh-sungguh, dan hal ini dapat merugikan
kita sendiri.
Kadang-kadang mengatakan maaf adalah hal yang cukup sulit di
antara kita, tetapi ini sebenarnya merupakan hal yang termurah untuk
mendapatkan hasil yang termahal berupa hubungan baik. Dibutuhkan jiwa yang
lebih kuat untuk mengakui kesalahan, menyadari pentingnya arti kesalahan dan
mengambil pelajaran dari kesalahan itu. Dengan pengakuan salah dan permohonan
maaf akan menghapus semua rasa penyesalan dan membuat kita menjadi orang yang
lebih baik di mata kita sendiri serta meningkatkan nilai sosial kita.
Barang siapa sudah menyadari akan kesalahannya itu termasuk
orang yang sudah mengerti hakikat kemanusiaannya, ialah manusia yang berbudi
pekerti. Pengakuan bersalah, selain akan merasa lega, juga mengurangi dosa.
Sedangkan orang yang tidak mau mengakui kesalahannya, maka perbaikan tidak
dapat diharapkan darinya. Sehingga kesalahan serupa dapat terulang lagi.
Bilamana yang dimintai maaf tidak mau memaafkan, itu bukan urusan kita.
Tentunya Tuhan telah mengetahui niat baik kita.
Disisi lain, apabila kita disangka dan dituduh melakukan
kesalahan, padahal itu tidak benar, maka perlu dijelaskan atau diklarifikasi.
Selanjutnya tidak perlu ditanggapi agar tidak berlarut-larut. Yang lebih
penting setelah mengakui kesalahan, berniat untuk memperbaiki diri, harus mau
bertobat kepada Tuhan dan berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang tidak
sesuai dengan perintah Tuhan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Memaafkan (forgiveness, pemberian maaf, pengampunan)
berarti melepaskan sakit hati, kekesalan. kekecewaan, dan sejenisnya di masa
lalu. Walaupun memaafkan tidak mengubah masa lalu, tetapi memperluas masa
depan. Siapa tahu orang yang pernah punya masalah dengan kita justru akan
menjadi mitra kerja atau pertemanan dan persaudaraan yang penting.
Memaafkan itu sebenarnya untuk kepentingan kita, bukan demi
dia, oleh karena kita sendiri yang akan merasakan manfaatnya, yaitu berupa
ketenangan batin.
Lebih baik memaafkan daripada menyalahkan atau menghakimi.
Walaupun kita tahu bahwa seseorang itu bersalah, tetapi kita harus
pandai-pandai bersikap. Kalau mau menunjukkan kesalahannya, harus dijaga jangan
sampai menyinggung perasaannya. Tetapi kalau tidak mengetahui kesalahan dan
permasalahannya, jangan sekali-sekali menyalahkan atau menghakimi.
Memaafkan itu sebenarnya tidak sulit untuk dilaksanakan.
Ibaratnya, untuk memaafkan dibutuhkan cukup satu orang, sedangkan untuk
mendamaikan dibutuhkan paling sedikit dua orang. Tergantung pada diri kita
sendiri, mau memaafkan atau tidak.
Sebagaimana meminta maaf, untuk memaafkan ini juga harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh. Bilamana dilakukan tidak dengan tulus, maka
hal tersebut akan dapat ketahuan (terdeteksi) di kemudian hari.
Kenapa Sulit Melupakan?
Banyak orang takut untuk memaafkan orang lain, karena
seolah-olah mereka harus mengingat kejadian di masa lalu atau tidak mau
mengambil pelajaran dari situ. Padahal memaafkan itu berarti membuang ingatan
buruk di masa lalu.
Sekali dikecewakan, disalahkan atau diperlakukan tidak baik
oleh orang lain, menjadi tidak dendam itu pun sudah untung. Mungkin ada
kejadian yang sangat menyakitkan hati, yang menyinggung perasaan, yang membuat
harus menangis berhari-hari, yang membuat malu, yang sangat membekas di hati,
dan lain sebagainya.
Semua yang tergolong sakit hati (ill feeling), yang
mungkin sudah terlalu dalam tertanam di hati, bisa jadi rasanya memang sulit
untuk dilupakan. Seseorang bisa saja meminta maaf tanpa henti dan bahkan jika
kita memaafkan mereka, kadang-kadang kita tidak bisa melupakan rasa sakit hati
yang telah mereka perbuat kepada kita. Itu manusiawi sekali.
“Saya dapat memaafkan, tetapi tidak dapat melupakan (I can
forgive, but I cannot forget.)” hanya merupakan cara lain untuk mengatakan
tidak mau memaafkan. Tidak ada satu orang pun yang ingin memiliki kenangan
pahit. Tetapi apa manfaatnya harus diingat terus, malahan bisa menambah sakit
hati atau bahkan menyebabkan timbulnya rasa dendam. Untuk apa memelihara
penderitaan, lebih baik dibuang jauh-jauh.
Masih banyak hal-hal lain yang perlu dipikirkan,
diperhatikan dan dikerjakan. Dengan perasaan yang rela melepaskan semua
kenangan pahit, maka hati akan menjadi tidak terbebani. Jiwa akan menjadi lebih
sehat.
Saling Memaafkan itu Sifat Tuhan yang Harus Dicontoh
Jika kita telah melakukan sesuatu yang salah, mintalah maaf.
Jika seseorang telah berbuat salah, maafkanlah. Saling memaafkan itu merupakan
kiasan sebagian dari sifat Tuhan yang harus dicontoh oleh manusia. Oleh karena
sejak kecil kita sudah diajarkan dalam pelajaran agama apa pun, bahwa Tuhan
Mahamurah, Mahakasih.
Tindakan saling memaafkan itu harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan tulus, agar dapat mencairkan semua keluhan, kemarahan dan
kebencian. Dengan saling memaafkan diharapkan dapat membantu memulihkan hubungan
dengan orang lain yang telah ternodai oleh suatu kejadian dan membantu kita
tumbuh dalam kerendahan hati.
Setiap orang, yang baik maupun yang jahat, tidak luput dari
kesalahan dan kelemahan, karena secara alamiah manusia mempunyai watak baik dan
buruk. Bahkan orang yang dibilang baik sekalipun bisa berbuat kesalahan. Oleh
karena itu, minta maaf kepada dan memaafkan orang lain sangat wajar untuk
selalu dilakukan.
Walaupun sudah bisa memaafkan, mungkin masih teringat terus,
tetapi tidak ada pilihan lain kecuali harus bisa melupakan. Perasaan negatif
yang sudah pernah tergores di dalam hati harus bisa dilupakan dan diganti
dengan mengingat kebaikan orang yang menyakitkan hati. Di samping itu, kita
juga harus bisa berwatak rela menghadapi aneka macam kehidupan yang terasa
tidak menyenangkan selain juga harus selalu mensyukuri sebagai hikmahnya.
Setelah memahami makna meminta maaf dan memaafkan orang lain
serta bagaimana agar dapat melupakan kejadian yang melatar-belakanginya,
sekarang tinggal mempraktekkannya didalam kehidupan nyata sehari-hari. Yang
paling mudah dan layak untuk tempat praktek adalah kehidupan dalam keluarga,
mencakup bapak, ibu, anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
Biasakan budaya saling memaafkan dan merelakan kejadian yang
tidak enak di masa lalu untuk ditumbuhkan. Penerapan di lingkungan internal
keluarga ini sangat mudah dilakukan, karena mudah untuk diajarkan, dijelaskan,
diperbaiki dan disempurnakan. Baru kemudian meningkat ke kehidupan di luar
keluarga yang lebih heterogen sifatnya. Bersyukur di Indonesia budaya saling
memaafkan ini sudah terjadi sejak lama melalui peringatan Hari Raya Idul Fitri.
Setelah membaca tulisan ini, maka apabila ada kesalahan dan
kalimat yang tidak berkenan, penulis akan meminta maaf terlebih dulu dan para pembaca
pasti akan memaafkan. Terimakasih. ***
Maka nasehatku….
Berkatalah yang santun dan baik, kalau tidak bisa maka
diamlah. Sebab kata-kata yang menyakitkan akan masuk dan melesap ke dalam
memori jangka panjangku, walau kumemaafkanmu bahkan sebelum kamu meminta maaf.
Tulislah sesuatu yang baik dan jelas. Sebab ketidak jelasan
akan membuat memori jangka pendekku untuk tetap bekerja guna mencari kejelasan.
Selama dia masih bekerja, maka dia akan menggunakan kenangan yang tersimpan
untuk memproses dan menganalisa tulisanmu yang tidak jelas. Dampaknya tentu
bisa kamu bayangkan.
Cepat-cepatlah meminta maaf, manakala kamu mengatakan
sesuatu yang dapat melukai hatiku. Sebab kata-kata maaf itu dapat memutus mata
rantai antara memori jangka pendek dengan memori jangka panjang.
MELUPAKAN ITU MUSTAHIL….
TAPI MEMAAFKAN ADALAH PILIHAN YANG SANGATLAH MULIA.
TAPI TIDAK MENGINGAT ADALAH PERTANDA IKHLAS