Master Trainer Community

Master Trainer Community
Hanya Yang Terbaik Yang Layak Tampil Di Sini
News Update :

8 (DELAPAN) KEBOHONGAN TERMULIA SEORANG IBU SELAMA HIDUPKU DEMI DIRIKU

Minggu, 09 Desember 2012


Selamat Hari Ibu TERIMAKASIHIBU.jpg

8 (DELAPAN) KEBOHONGAN MULIA SEORANG IBU SELAMA HIDUPKU DEMI DIRIKU

Tetapi kisah ini justru sebaliknya . . . Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang dalam

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki disebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberi porsi makannya untuk-ku. Sambil memindahkan nasi ke piringku ibu berkata : “Makanlah nak ! Aku tidak lapar . . .” KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

 
Ketika aku tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya pergi memancing di kolam dekat rumah. Ibu berharap dari hasil pancingannya ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk pertumbuhan. Sepulang dari memancing ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku makan sup ikan itu ibu duduk disampingku dan memakan ‘sisa’ daging ikan yang masih menempel di duri, bekas ikan yang aku makan. Melihat ibu seperti itu hatiku tersentuh. Aku mengambil sendok dan memberikan kepada ibu. Tetapi dengan cepat ibu menolaknya dan berkata : “Makanlah nak, ibu tidak suka makan ikan” KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA


Sekarang aku sudah masuk sekolah menengah. Demi membiayai sekolah aku, kakak, dan abangku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Hasil tempelannya ibu menerima sedikit ‘upah’ untuk menutupi kebutuhan hidup. Dikala musim hujan tiba, aku bangun dari tempat tidurku dan melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya – menempelkan kotak korek api. Aku berkata : “Ibu tidurlah ! Sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja”. Ibuku tersenyum dan berkata : “Cepat tidurlah nak ! Ibu tidak capek . . .” KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

 
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyengat, ibu yang tegar dan gigih menunggui aku dibawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika lonceng berbunyi menandakan ujian telah selesai, ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan air teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untuk-ku. Walau air teh begitu nikmat, tetapi tidak dapat dibandingkan dengan ‘kasih sayang’ ibu yang diberikan untuk-ku. Melihat ibu dibanjiri keringat, aku segera memberikan gelas teh-ku kepada ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak ! Ibu tidak haus”. KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah-ku karena sakit, ibuku yang malang harus merangkap sebagai ayah sekaligus ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, kini ibu harus membiayai kebutuhan hidup seorang diri. Kehidupan keluarga kami yang sudah susah kini semakin susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Tetangga yang tinggal di sebelah rumah melihat kehidupan kami yang sengsara seringkali menasehati ibu-ku untuk menikah lagi. Ibu tidak menghiraukan nasehat mereka, dan ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Ketika aku, kakakku,dan abangku – semuanya tamat dari sekolah, ibuku yang sudah tua seharusnya berhenti bekerja, tetapi ia tidak mau . . . Ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi jualan sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Kakakku dan abangku yang bekerja diluar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu tetap bersikeras tidak mau menerima uang tersebut, dan bahkan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya uang” KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku melanjutkan study ke S2 dan kemudian memperoleh gelar Master dari sebuah universitas ternama di Amerika – berkat sebuah beasiswa dari sebuah perusahaaan. Akhirnya akupun bekerja di perusahaan itu dengan gaji yang cukup besar. Aku bermaksud membawa ibuku yang sudah tua itu untuk berlibur di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati bermaksud tidak mau merepotkan anaknya. Ia berkata kepada-ku : “Ibu tidak terbiasa”. KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

 
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit ‘kanker lambung’ dan harus dirawat dirumah sakit. Aku yang jauh berada di Amerika segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat Ibu yang terbaring lemah diranjangnya, badannya kurus dan kering karena penyakit itu. Ibu masih berusaha tersenyum melihatku, walaupun bisa terlihat kesakitan yang ditahannya. Aku melihat ibuku dengan berlinangan air mata . . . Hatiku perih, sakit sekali melihat kondisi ibu yang seperti ini. Tetapi dengan tegarnya ibu berkata : “Jangan menangis anak-ku ! Aku tidak kesakitan”. KEBOHONGAN IBU YANG KE DELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongannya yang ke delapan, ibuku tercinta menutup mata untuk terakhir kalinya . . .

Pesan moral kisah ini :
Betapa kasih seorang ibu sepanjang hidupnya terhadap anak-anaknya. Dengan tidak mengenal lelah berjuang dan berkorban demi kepentingan dan keberhasilan anak-anaknya. Sudahkah kita mengucapkan kata ‘TERIMA KASIH’ untuk ibu tercinta kita ?

“SELAMAT HARI IBU”
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Komunitas Trainer Internasional 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.