Percobaan ATLAS dan CMS yang dilakukan menggunakan Large Hadron Collider (LHC) menunjukkan adanya partikel baru di wilayah massa sekitar 125-126 gigaelectronvolts (GeV). LHC adalah akselerator partikel terbesar di dunia yang menciptakan kembali Big Bang, kondisi sepermilyar dari satu detik setelah kelahiran alam semesta.
"Kami mengamati dari data yang menunjukkan jelas keberadaan partikel baru pada tingkat 5 sigma di wilayah massa sekitar 126 GeV," kata juru bicara percobaan ATLAS di CERN, Fabiola Gianotti, dalam paparan ilmiahnya, Rabu 4 Juli 2012.
Penemuan partikel Tuhan diumumkan pada International Conference on High Energy Physics di Melbourne, Australia, dan dihadiri puluhan fisikawan dari berbagai negara. Konferensi ilmiah sekaligus pengumuman penemuan partikel Tuhan disiarkan secara langsung lewat jaringan Internet.
"Ini adalah salah satu penemuan terbesar dari setiap fenomena baru yang kita miliki dalam 30-40 tahun terakhir," kata juru bicara laboratorium CERN, Joe Incandela.
Hasil menggembirakan ini disambut gembira oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Profesor John Womersley, kepala eksekutif ilmu dan teknologi Facilities Council, mengatakan penemuan Higgs boson sangat penting bagi ilmu pengetahuan. "Ini sudah dipastikan partikel Tuhan," ujar dia dalam konferensi pers di London, Inggris.
Teori keberadaan Higgs boson pertama kali dicetuskan oleh fisikawan Peter Higgs tahun 1964. Para fisikawan CERN telah mengamati keberadaan partikel kontroversial ini sejak Desember tahun lalu. Ketika itu mereka mengungkapkan telah melihat sekilas petunjuk keberadaan Higgs boson.
Sejak saat itu mereka telah menyaring sejumlah besar data dari eksperimen tabrakan partikel berenergi tinggi untuk mengurangi kemungkinan munculnya kesalahan. Sebuah bukti standar statistik yang dikenal sebagai five sigma akan menjadi konfirmasi akhir dari penemuan ini. Dalam hal ini, kemungkinan kesalahan adalah satu dalam satu juta peluang.
"Kami sekarang memiliki lebih dari dua kali lipat data yang kita punya tahun lalu," kata Direktur CERN untuk penelitian dan komputasi, Sergio Bertolucci. Data terbaru ini, kata Bertolucci, harus cukup untuk mengetahui apakah tren yang dilihat pada data 2011 masih ada atau sudah tidak relevan.
0 komentar:
Posting Komentar