Abbot: Australia Tidak Akan Hentikan Aksi Mata-mata Pada Indonesia
Diposting Jum'at, 06-12-2013 | 17:19:08 WIB
CANBERRA, muslimdaily.net, - Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan negaranya tidak akan berhenti mengumpulkan data intelijen dari Indonesia, meningkatkan kekhawatiran bahwa ketegangan diplomatik antara kedua negara dapat meningkat lebih lanjut.
Abbott membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan jaringan media Fairfax Australia, pada hari Jumat 6 Desember, demikian lansir presstv.
Ditanya apakah Australia telah sepakat untuk menghentikan kegiatan spionase terhadap Indonesia, Abbott mengatakan, "Tidak."
Dia juga meminta Jakarta untuk bekerja menjadi mitra terpercaya Canberra.
"Dan mereka (Indonesia) tentu tidak setuju untuk berhenti mengumpulkan data intelijen terhadap Australia," kata Abbott.
"Tapi kita adalah teman dekat, kami adalah mitra strategis dan saya pasti ingin Australia menjadi mitra terpercaya dari Indonesia dan saya berharap Indonesia bisa menjadi mitra terpercaya dari Australia."
Dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh whistleblower Amerika, Edward Snowden, pada bulan Oktober menunjukkan bahwa Defense Signals Directorate Australia (DSD) melacak kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Indonesia melalui telepon genggam pribadinya selama 15 hari pada bulan Agustus 2009.
Laporan bahwa Canberra memata-matai presiden Indonesia dan istrinya telah memicu demonstrasi anti-Australia di Jakarta dan menyebabkan pemerintah Indonesia untuk menangguhkan kerjasama militer dan intelijen dengan Australia.
Hubungan antara kedua negara telah anjlok ke titik terendah sejak akhir 1990-an.
Dokumen-dokumen Snowden juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Australia melancarkan operasi mata-mata bersama terhadap Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB tahun 2007 di Bali.
Selain itu, pos-pos diplomatik luar negeri Australia, termasuk kedutaan besar di Jakarta, juga telah terlibat dalam jaringan mata-mata yang luas mencakup seluruh dunia.
Abbott membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan jaringan media Fairfax Australia, pada hari Jumat 6 Desember, demikian lansir presstv.
Ditanya apakah Australia telah sepakat untuk menghentikan kegiatan spionase terhadap Indonesia, Abbott mengatakan, "Tidak."
Dia juga meminta Jakarta untuk bekerja menjadi mitra terpercaya Canberra.
"Dan mereka (Indonesia) tentu tidak setuju untuk berhenti mengumpulkan data intelijen terhadap Australia," kata Abbott.
"Tapi kita adalah teman dekat, kami adalah mitra strategis dan saya pasti ingin Australia menjadi mitra terpercaya dari Indonesia dan saya berharap Indonesia bisa menjadi mitra terpercaya dari Australia."
Dokumen-dokumen yang dibocorkan oleh whistleblower Amerika, Edward Snowden, pada bulan Oktober menunjukkan bahwa Defense Signals Directorate Australia (DSD) melacak kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Indonesia melalui telepon genggam pribadinya selama 15 hari pada bulan Agustus 2009.
Laporan bahwa Canberra memata-matai presiden Indonesia dan istrinya telah memicu demonstrasi anti-Australia di Jakarta dan menyebabkan pemerintah Indonesia untuk menangguhkan kerjasama militer dan intelijen dengan Australia.
Hubungan antara kedua negara telah anjlok ke titik terendah sejak akhir 1990-an.
Dokumen-dokumen Snowden juga mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Australia melancarkan operasi mata-mata bersama terhadap Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB tahun 2007 di Bali.
Selain itu, pos-pos diplomatik luar negeri Australia, termasuk kedutaan besar di Jakarta, juga telah terlibat dalam jaringan mata-mata yang luas mencakup seluruh dunia.
0 komentar:
Posting Komentar