Seseorang dari kalangan as-salafush shalih datang ke rumah temannya. Ia keluar menemuinya dan berkata, ‘Apa yang membuatmu datang kemari?’ Ia berkata, ‘Aku punya hutang sebanyak empat ratus dirham.’
Orang itu pun masuk ke rumah dan menghitungnya. Setelah itu, ia keluar dan memberikannya. Kemudian ia kembali masuk ke dalam rumah sembari menangis. Sang istri berkata, ‘Mengapa engkau tidak menyampaikan alasan kepadanya, jika memberinya malah akan menyulitkanmu.’ Ia berkata, ‘Aku menangis bukan karena telah memberinya, tetapi aku menangis karena aku tidak tahu menahu dengan keadaannya. Aku telah membuat dirinya harus menyampaikan hal itu kepadaku.” [at-Tabshirah jilid 2 hal.300]
0 komentar:
Posting Komentar