Ilustrasi : Corbis
Data dari Laporan Perkembangan SMA (HSPR) menunjukkan, hanya seperempat siswa lulusan SMA asal Kota New York yang siap untuk mengikuti kursus perguruan tinggi yang biasanya berlangsung dua tahun.
HSPR juga menunjukkan, jumlah pelajar SMA asal New York yang terdaftar di perguruan tinggi dengan masa studi empat tahun, hanya kurang dari setengah populasi lulusan SMA. HSPR mengungkapkan, hanya sedikit siswa sekolah kota tersebut yang mendapat nilai A.
HSPR membantu orangtua, guru, kepala sekolah, dan komunitas memahami kekuatan dan kelemahan sekolah. Laporan ini membuat derajat penilaian, yakni A, B, C, D, atau F. Porsi penilaian adalah perkembangan siswa (60 persen), prestasi siswa (25 persen), dan lingkungan sekolah (15 persen).
Menurut laporan New York Daily News, Rabu (26/10/2011), pejabat kota menyatakan, pelajar yang mendapatkan nilai A tahun ini, menurun sebesar lima persen. Penurunan terjadi karena standar kelulusan diperketat dan inisiatif untuk meningkatkan standar perguruan tinggi.
Tahun ini, sebesar 32,7 persen SMA di kota New York mendapatkan nilai A dan 31,6 persen sekolah mendapatkan nilai B. Sementara 24 persen sekolah mendapatkan nilai C, sebesar 8,2 persen sekolah menerima nilai D, dan sebesar 3,6 persen menerima nilai F.
Jumlah ini menurun dibandingkan tahun lalu. Pada 2010, sebesar 38,3 persen sekolah menerima nilai A, sebesar 29,7 persen sekolah menerima nilai B, sebesar 21,6 persen menerima nilai C, 6,9 persen sekolah menerima nilai D, serta 3,6 persen sekolah menerima nilai F.
Direktur Akademis New York, Shael Polakow-Suransky mengatakan, tes ini merupakan kesalahan. Pasalnya, tes hanya menilai tanpa mempertimbangkan tekanan yang diterima para siswa dan guru.
"Sampai Anda benar-benar bisa meminta mereka (anak-anak) untuk lebih sering menulis, berpikir lebih kritis, memecahkan masalah, dan membaca dengan lebih teliti, maka Anda tidak mengubah hal ini,” ujar Polakow-Suransky.
Selain laporan ini, negara bagian New York juga sedang membentuk kelompok baru yang bertugas memeriksa dan memperkuat tes standar negara bagian. Kelompok ini dibentuk setelah data nasional yang dirilis pada Agustus lalu menyatakan, hanya 25 persen peserta American College Testing (ACT) asal New York yang memenuhi standar kesiapan perguruan tinggi untuk pelajaran bahasa Inggris, matematika, membaca, dan ilmu pengetahuan. ACT adalah tes standar untuk pencapaian siswa SMA dan untuk tes masuk penerimaan perguruan tinggi di Amerika Serikat.
0 komentar:
Posting Komentar