Menambah pemahaman Anda tentang kesehatan holistik , inilah proses stres yang dapat mempengaruhi tubuh sehingga Anda mampu melakukan Manajemen Stres.
Bila stres itu begitu kuat sampai dirasa mengancam akan terjadi fenomena yang disebut fight or flight – menghadapi atau menghindarinya. Kelenjar pituitari yang ada di dasar otak , akan mengeluarkan hormon yang mengatur berbagai proses di dalam tubuh . Bila Anda merasa ada bahaya, kelenjar ini akan meningkatkan pengeluaran hormon adrenokortikotropik yang menyebabkan kelenjar adrenalin Anda memproduksi dan mengeluarkan hormon lainnya. Hormon-hormon ini, adrenalin /epinefrin dan kortisol – segera mempercepat denyut jantung, tekanan darah meningkat dan otot-otot menjadi menegang. Reaksi ini mempersiapkan tubuh unutk menghadapi atau menghindari bahaya yang ada.
Untuk meningkatkan aliran darah menuju otot besar, jantung mulai berdenyut lebih cepat sehingga tekanan darah akan meningkat secara mendadak. Darah tidak lagi diarahkan ke perut dan kulit tetapi melainkan ke otot tubuh. Tubuh juga melepaskan sumber-sumber energi yang potensial ke dalam aliran darah dalam bentuk gula darah /glukosa dan lemak. Disamping itu, juga melepaskan zat kimia tertentu yang memudahkan darah cepat membeku bila terjadi cedera atau luka.
Sistem syaraf juga akan bereaksi membuat pupil mata melebar sehingga Anda dapat melihat dengan lebih baik di tempat dengan penerangan yang buruk, dan otot wajah Anda menegang dan akan terlihat lebih menyeramkan. Keringat bertambah banyak sehingga tubuh tetap dingin dan nafas menjadi meningkat agar Oksigen dalam darah bertambah. Seluruh perubahan ini mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan.
Jadi bila hanya sesekali saja terjadi stres , tubuh akan melakukan adaptasi kembali setelah stres berlalu dengan membuat semua sistem kembali menjadi normal dengan merelaksasikan semua bagian-bagian tubuh yang tegang. Tetapi bila stres terjadi berulangkali bahkan terjadi secara terus menerus, ini akan merubah sistem adaptasi tidak efektif lagi. Apalagi bila jarak antara satu stres satu dengan yang lainnya sangat berdekatan, kesempatan tubuh untuk melakukan relaksasi sangat terbatas sekali sehingga ketegangan yang terjadi akan merubah pola semua sistem yang awalnya harmonis dan selaras menjadi kacau sehingga mulai menimbulkan gejala-gejala awal sakit. Bila Anda tidak cukup peka dengan gejala awal ini – Anda tinggal menunggu saja kapan akan jatuh sakit, mendapatkan penyakit.
Seringkali gangguan stres dalam hidup ini berkisar sekitar konflik antar pribadi. Tiga jenis konflik antar pribadi yang paling sering dialami adalah konflik perkawinan, konflik keluarga dan konflik yang berkaitan dengan pekerjaan.
1. Konflik perkawinan.
Pasangan suami istri sering menjalin hubungan dengan harapan yang tidak realistis, pandangan romantis yang berlebihan tentang perkawinan makin memperkuat kecenderungan ini. Bukannya menyadari bahwa Anda menikah dengan manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, beberapa dari Anda malahan cenderung mengidealkan pasangan mereka dan mengaharapkan sesuatu yang sempurna.
Setelah menikah, pasangan biasanya menghadapi serangkaian masa peralihan yang sudah dapat dibayangkan. Penyesuaian untuk memperoleh anak, ganti pekerjaan, kehilangan orang tua, dan mengubah kebutuhan seksual merupakan beberapa tantangan yang ada. Jika pasangan berkembang, pasangan harus dapat berkomunikasi dan memecahkan konflik yang tidak bisa dihindarkan secara efektif. Penasehat perkawinan seringkali dapat memecahkan permasalahan dan memperbaiki komunikasi sehingga pasangan dapat mengenali dan mengatasi stres dalam perkawinan Anda.
2. Konflik keluarga.
Keluarga merupakan jalinan hubungan antar manusia yang cukup rumit. Di dalam keluarga setiap anggota mempunyai hubungan berbeda dengan dengan anggota lain. Perbedaan ini terbentuk karena usia, urutan lahir, jenis kelamin, kepribadian atau kombinasi dari beberapa faktor diatas. Masing-masing dari hubungan inilah yang membentuk keadaan keluarga Anda.
Masalah di dalam keluarga biasanya muncul ke permukaan ketika salah satu anggotanya bermasalah, misalnya: masalah di sekolah, pelecehan , pelecehan atau perilaku seksual yang tidak pantas. Peristiwa-peristiwa semacam ini boleh jadi mengungkapkan suatu pola perilaku yang dilakukan semua anggota, seperti misalnya kurang meluangkan waktu satu sama lain, dan bahwa untuk itu semua anggota keluarga harus mau berubah. Terapis keluarga biasanya bisa membantu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan melibatkan seluruh anggota keluarga.
3. Konflik di tempat kerja.
Konflik antar pribadi di tempat kerja menghadirkan berbagai jenis permasalahan. Yang tersering adalah persaingan yang timbul antar rekan kerja . Konflik juga bisa timbul akibat ambisi Anda untuk memperoleh kekuasaan dan pengawasan, perubahan di tempat kerja atau perbedaan kebiasaan kerja. Permasalahanyangterjadi sering diakibatkan kurangnya komunikasi antar rekan kerja dan antar manajemen dan karyawan.
(Sumber: Scott C.Litin,M.D.- Mayo Clinic Family Health Book 1)
Jadi belajarlah mengenali stres dan berusaha untuk menyelesaikan faktor penyebabnya agar kesehatan holistik selalu menjadi milik Anda.
0 komentar:
Posting Komentar