Bangsa Palestina terus saja dihantam oleh kejamnya aksi brutal Israel.
Tak hanya pembantaian yang dialami, tapi juga penjarahan organ tubuh jasad tubuh warga Palestina. Semua terungkap dengan gamblangnya.
Berawal dari artikel yang termuat di harian Aftonbladet, media massa Swedia berbahasa Inggris, pada Agustus 2009, maka kebiadaban Israel tentang pencurian organ tubuh mayat warga Palestina itu pun terungkap. Terkuaknya kekejaman itu serta merta membuat marah dan duka keluarga korban yang mengalami kekejaman Israel.
“Mereka (tentara Israel) datang dengan dalih untuk menahan kerabat saya, namun kenyataannya mereka membunuh!” kata Walid Masalmeh, penduduk wilayah Tepi Barat, Palestina, yang kehilangan kerabatnya bernama Bassam.
Pada tahun 1995, Bassam dibunuh tentara Israel di desa Beit Awwa, yang terletak dekat wilyah Tepi Barat, yang sekarang dikuasai Israel.
“Namun, 24 jam kemudian, mereka mengembalikan jasad Bassam, dengan luka sayatan dari dagu hingga bawah perut,” ujar Walid. “Mereka mengambil semua organ vital, termasuk hati, ginjal, dan hati. Lalu mereka mengganti bagian tubuh yang kosong itu dengan sampah, sebelum mereka menjahit mayat Bassam.”
Beberapa warga Palestina mengungkapkan hal serupa. Jasad anggota keluarga mereka telah diambil organ vitalnya, lalu dijahit dengan kondisi sangat mengerikan. Kebanyakan organ tubuh diambil dari pemuda Paletina berusia dua puluh tahunan yang menjadi korban penembakan tentara Israel.
Pihak Israel mengakui mereka mengembalikan jasad tubuh warga Palestina dengan kondisi sebagian organ vitalnya hilang, namun hal itu dilakukan dengan alasan untuk keperluan otopsi.
Alasan itu disanggah Walid. Menurutnya, kasus yang dialami almarhum Bassam dengan kondisi organ vitalnya hilang, bukan karena otopsi. “Saya bukan dokter, tapi sepengetahuan saya, otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian,” kata Wahid.
“Dalam kasus Bassam, dan ratusan kasus serupa, penyebab kematian sudah diketahui dari awal, yaitu oleh tembakan senjata Israel,” tambah Wahid.
Menurut laporan, tentara Israel mengambil dan membunuh orang-orang Palestina untuk diambil organ tubuh mereka guna dijual di pasar gelap. Menyoroti kasus Bilal Ahmed Ghanem, laki-laki Palestina 19 tahun, yang ditembak mati pada 1992 oleh pasukan Israel di Tepi Barat Desa Imatin.
Dilaporkan bahwa tubuh Ghanem kemudian diculik dan kembali beberapa hari kemudian oleh militer Israel dengan dipotong dari perut ke leher yang sudah dijahit.
Ketika ditanya apa yang terjadi pada tubuh Bilal, para prajurit memberitahu keluarga bahwa ia telah menjalani autopsi di Tel Aviv. Keluarga, bagaimanapun, menyatakan bahwa organ-organ tubuhnya telah dicuri.
Setelah kejadian itu, sedikitnya 20 keluarga Palestina mengatakan kepada Bostrom bahwa mereka menduga bahwa militer Israel telah mengambil organ dari anak-anak mereka setelah mereka dibunuh oleh pasukan Israel dan dibawa pergi mayat mereka.
Seperti biasa, Israel menuduh pemberitaan tentang pencurian organ mayat warga Palestina, yang dimuat harian Swedia itu sebagai aksi anti Smith terhadap negara Zionis itu. Mereka mengecam pemerintahan Swedia.
Namun, sejauh ini pihak Swedia tetap bersikukuh bahwa meraka tak bisa mencapuri kebebasan media massa.
Kemarahan Israel berkembang luas dimana diyakini karena adanya fakta yang mengacu kepada penangkapan baru-baru ini di New Jersey dari beberapa tokoh Yahudi AS dengan sejumlah tuduhan kejahatan, termasuk percaloan penjualan organ-organ untuk transplantasi.
Pada tahun 2004, ahli patologi Hiss Yehuda disingkirkan dari jabatannya sebagai kepala negara yang dikelola L. Greenberg Institute of Forensic Medicine setelah penyelidikan Kementerian Kesehatan menemukan bahwa dia telah terlibat selama bertahun-tahun dalam pengambilan organ tubuh, seperti kaki dan ovarium, tanpa izin keluarga selama autopsi, dan menjual mereka ke sekolah medis untuk digunakan dalam penelitian dan pelatihan.
Sementara itu, pada Juli 2009 di New York, Rabi Levy Izhak Rosenbaum, ditangkap kemudian menjadi jelas bahwa dia adalah perantara utama yang masuk lingkaran besar perdagangan organ manusia.
Menurut Anggota Knesset Muhammad Baraka ada lebih dari 600 warga Palestina mati ‘mayat dikuburkan dalam apa yang disebut Israel “kuburan bernomer’, yang diciptakan untuk pejuang Palestina yang tewas dalam pertempuran dengan tentara Israel.
Kisah pilu itu berlanjut. Shahin warga Palestina yang anak laki-lakinya dibunuh Israel, sampai saat ini belum juga menerima jasad anaknya. “Orang-orang itu (Israel) sungguh tak bermoral. Mereka berbohong dan terus membunuh orang.
Anak Shahin, yang bernama Majed Abu Dush dibunuh tentara Israel pada tahun 2002. hingga saat ini mayat Majed masih disimpan pihak Israel.
“Saya tidak tahu mengapa mereka tidak mau mengembalikan jasad putra saya,” kata Shahin.
Fawzi seorang warga yang mengetahui kasu ini sempat mengirim petisi kepada pihak berwenang Palestina, agar mendesak Israel untuk mengembalikan ratusan jasad tubuh warga Palestina. Sejak bertahun-tahun menduduki Palestina, militer Israel banyak menewaskan warga Palestina. Sebagian jasad korban penembakan itu dikuburkan di lokasi yang tak diketahui, atau disimpan di lemari mayat di negeri zionis itu.
Ada alasan yang dipakai pihak Israel untuk menyimpan atau tak mengembalikan jasad-jasad itu, yaitu untuk menambah duka keluarga korban.
Bagi Mustafa Shahin dan Abu Dush yang anak mereka ditembak, kebiadaban Israel sudah tak bisa diungkap dengan kata-kata. “Anda pasti tak akan membayangkan betapa kejamnya mereka itu,” kata Shahin.
Menuut keduanya, Israel menahan sekitar 48 jasad tubuh pemuda Palestina yang tewas akibat ditembak tentara zionis itu.
Praktik kejam militer Israel ini, secara tak langsung diakui oleh pejabat berwenang Israel.
Pada Januari 2002, anggota kabinet Israel Nessim Dahan, secara licik menjawab pertanyaan anggota Knesset, bahwa diambilnya organ tubuh dari mayat warga Palestina digunakan untuk transplantasi ke pasien yang membutuhkan, tanpa sepengetahuan kelurga korban.
Dahan mengatakan, dirinya belum bisa memastikan atau membantah kebenaran informasi tentang penggunaan organ tubuh untuk transplantasi itu.
Anggota Knesset keturunan Arab Ahmed Teibi, yang menanyakan hal itu kepada Dahan, mengatakan, saat ditanya Dahan tidak bisa memberi jawaban yang jelas.
Pengakuan juga dilontarkan Yehuda Hiss pada tahun 2000 dengan Nancy Sheppard-Hughes, profesor antropolog Universitas California-Barkley. Dalam wawancara yang dirilis beberapa waktu lalu itu, Yehuda mengakui bahwa rezim zionis Israel melakukan pencangkokan organ tubuh jenazah Palestina tanpa sepengetahuan keluarganya.
Yehuda Hiss pada tahun 2004 dicopot dari jabatannya setelah diketahui membocorkan informasi soal pencurian organ tubuh jenazah warga Palestina. Seorang pejabat rezim zionis lainnya juga mengakui adanya pencurian organ tubuh warga Palestina. Namun hal itu dia akui terjadi pada dekade 1990-an dan sudah tidak dilanjutkan kembali.
Sebelumnya, bekas pimpinan Palestina Alm. Yasser Arafat pernah menuduh militer dan pihak kedokteran Israel mencuri organ tubuh dari jasad tubuh warga Palestina. “Mereka membunuh anak-anak kami, dan mengambil organ vital untuk tujuan transplantasi,” kata Arafat kepada Al-Jazeera pada tahun 2002, sambil memerlihatkan mayat-mayat warga Palestina yang telah diambil organ tubuhnya.
Bukti lain kekejaman Israel juga terungkap pada tahun 1998, ketika tentara Israel secara kejam mengambil organ vital turis asing asal Skotlandia, yang bernama Alistair Sinclair. Alistair meninggal secara misterius saat berada di pelabuhan udara Ben Gurion.
Keluarga Alistair dilaporkan menuntut pihak Israel setelah mendapati organ tubuh jasad anak mereka sudah tak utuh lagi.
0 komentar:
Posting Komentar