Seseorang sebenarnya dianggap berselingkuh bukan hanya karena ia berhubungan secara fisik. Tetapi juga ketika ia telah melibatkan emosinya.
Perselingkuhan emosi ini memang sulit terlihat. Tetapi menurut Ronald T. Potter-Effron, Ph.D., salah satu penulis buku ‘The Emotional Affair’, ada tanda yang bisa terlihat ketika seseorang mulai berselingkuh secara emosi. Ketahui tanda-tandanya berikut ini:
- Tidak lagi berbagi emosi dengan pasangannya
Saat bersama dengan Anda, ia terasa ‘kosong’ dan tidak lagi berbagi emosi. Baik itu senang, kesal atau sedih. Ia juga semakin jarang menghabiskan waktu dengan Anda dan lebih memilih menghabiskan waktu sendiri. Berbagai alasan pun dilontarkannya untuk menghindari Anda.
- Sikapnya berubah
Anda akan melihat sikapnya yang lebih dinamis. Matanya tampak lebih bersinar tetapi bukan untuk Anda. Termasuk suaranya yang sangat fluktuatif, bisa sangat dalam lalu berubah menjadi ceria.
Saat bersama dengan Anda, ia terasa ‘kosong’ dan tidak lagi berbagi emosi. Baik itu senang, kesal atau sedih. Ia juga semakin jarang menghabiskan waktu dengan Anda dan lebih memilih menghabiskan waktu sendiri. Berbagai alasan pun dilontarkannya untuk menghindari Anda.
- Sikapnya berubah
Anda akan melihat sikapnya yang lebih dinamis. Matanya tampak lebih bersinar tetapi bukan untuk Anda. Termasuk suaranya yang sangat fluktuatif, bisa sangat dalam lalu berubah menjadi ceria.
- Ia lebih sering mengajak bertengkar
Kecenderungan orang yang berselingkuh adalah melihat ‘pihak ketiga’ selalu dalam hal positif dan pasanganya selalu buruk. Ini membuatnya selalu ingin memicu konflik. Masalah kecil bisa jadi besar dan berujung pada pertengkaran hebat. Ia juga sangat mungkin menyalahkan pasangannya atas perselingkuhan yang dilakukan.
- Menghindar
Ia seringkali menghindar untuk diajak bertemu. Biasanya pekerjaan dijadikan alasan untuk pulang terlambat. Padahal ia menghabiskan waktu dengan orang lain. Ini membuat koneksi emosional dengan pasangan makin menurun. Sebaliknya, hubungan emosi dengan selingkuhannya makin kuat.
Kecenderungan orang yang berselingkuh adalah melihat ‘pihak ketiga’ selalu dalam hal positif dan pasanganya selalu buruk. Ini membuatnya selalu ingin memicu konflik. Masalah kecil bisa jadi besar dan berujung pada pertengkaran hebat. Ia juga sangat mungkin menyalahkan pasangannya atas perselingkuhan yang dilakukan.
- Menghindar
Ia seringkali menghindar untuk diajak bertemu. Biasanya pekerjaan dijadikan alasan untuk pulang terlambat. Padahal ia menghabiskan waktu dengan orang lain. Ini membuat koneksi emosional dengan pasangan makin menurun. Sebaliknya, hubungan emosi dengan selingkuhannya makin kuat.
Banyak yang mengatakan kalau perselingkuhan emosi ini terjadi pada orang dengan usia paruh baya. Tetapi menurut Effron, perselingkuhan emosi bisa terjadi pada tiap usia, dari usia 20an, 30an hingga 40an ke atas.
“Saya pikir kuncinya adalah komitmen. Dalam krisis paruh baya, seseorang mungkin cenderung mencari sesuatu yang lebih dalam hidupnya. Bisa menjadi karier baru atau hobi baru. Urusan emosional adalah ketika seseorang mencari orang lain yang bisa diajak untuk berbagi pengalaman emosional,” kata Effron, seperti dikutip Yourtango.
0 komentar:
Posting Komentar